Media Bawean, 16 September 2008
Sumber : Surya
Tahun 2003, Ilham lulus paskasarjana UGM jurusan Sosiologi Fisipol. Tesisnya bercerita tentang kiprah organisasi Muhammadiyah Paska Reformasi. Sebelumnya, Ilham lulus sarjana tahun 1999. Saat mahasiswa, Ilham juga menjadi aktifis sejumlah organisasi.
Apa obsesi kades Tanjung Ori ini selama enam tahun ke depan? “Saya ingin maju bersama warga,“ kata Ilham, mengawali perbincangannya dengan Surya, saat mengurus keperluan tugasnya di Gresik, Senin (15/9).
Bagi Ilham, menjadi seorang kades adalah sebuah panggilan nurani. Meski secara logika, berbekal ijazah paskasarjana UGM, ia sebenarnya bisa bekerja dengan jabatan bergengsi serta materi yang berlimpah. “Namun saya memilih kembali ke desa saya,“ kata Ilham.
Pilihan Ilham untuk menjadi kades, tentu saja bertolak jauh dengan anak muda seusianya di Pulau Bawean. Sebab pada umumnya, para anak muda di sana berlomba-lomba merantau mengais materi sebagai TKI/TKW di Malaysia.
Menurut Ilham, dengan menjadi kades, kenikmatan dan kepuasan jiwa lebih terasa, meski pada akhirnya keuntungan materi sedikit hilang. Namun justru itulah yang menjadi modal dirinya bersemangat mengabdi, berbaur bersama warga desa. Sebab nilai-nilai keberpihakan pada wong cilik itulah, yang dia pahami saat kuliah di UGM. “Meski hanya di desa, saya ingin berbuat nyata untuk wong cilik,“ ujar Ilham.
Jabatan kades di pulau Bawean memang unik. Saking populernya jabatan kades di Pulau Bawean, istri Ilham, seorang dokter lulusan PTS ternama di Jakarta, justru dipanggil Bu Kades oleh warga, bukan Bu Dokter. Padahal, istri Ilham juga seorang menjabat sebagai Kepala Puskesmas Sangkapura. “Ini salah satu bukti, bahwa kita memang harus dekat dengan warga,“ kata Ilham.
Kini, berbekal ilmu yang dipelajarinya di UGM, Kades Ilham ingin mewujudkan sejumlah obsesinya. Diantaranya, adalah pelayanan dan kesejahteraan warga meningkat, menggratiskan pengurusan KTP, dan Kades Ilham berangan-angan desanya mampu menjadi desa home industri.
Ilham melihat, ada potensi luar biasa desanya menjadi desa home industri. Modal ketrampilan warga membuat kerupuk dari bahan ikan laut, dan membuat gula Jawa, bakal dipolesnya menjadi produk unggulan Desa Tanjung Ori. Jika itu terwujud, maka warga desa bakal tak susah-susah pergi merantau dari Pulau Bawean. Apalagi desa Tanjung Ori sebentar lagi bakal berubah, karena di dekatnya ada Lapangan Terbang (Lapter) dan kini dalam tahap pembangunan 40 persen. “Kami lagi merencanakan agar warga nanti tidak kaget, saat lapter itu beroperasi,“ pungkas lelaki yang menamatkan SD-SMA di Pulau Bawean ini./mustain
Diskusi
Belum ada komentar.